Selasa, 08 Juni 2010

aku harap tuhan kan tetap melindungiku dimanapun dan kapanpun aku berada, kudisini untuknya,kudisini karenanya,,,
kan kujaga perasaanku jangan biarkan mereka menagis Karena kebahagiaanku dan jangan biarkan mereka bahagia karena kesedihanku
kan kuraih tanganmu didalam jiwaku saat aku tertawa dan menagis saat aku bahagia dan bersedih saat aku sehat dan sakit saat aku kaya dan miskin saat aku hidup takan kubiarkan orang lain menangis untukku, karena saat nafas ini kau ambil kan kuberikan kebahagiaanku untuk mereka,
biarkan harap ini menjadi bukti untukku untuk kedua orang tuaku,dan untuk semua orang yang mengenalku . . .
cita-cita ini kan menjadi bukti untuk diriku dan orang lain

love story

Kisah kita bersemi,,bunga-bunga mulai bermekaran memenuhi segala hasrat didalam hati setelah hampir satu tahun aku dalam kesendirian,kisah ini berlalu begitu saja kisah cinta dua insan yang berbeda karakter aku gadis berumur 18 thn neisya adila farah sering dipanggil teman-teman dan keluarga neis saat aku mulai memutuskan untuk jadian bersama seorang pria sholeh dia adalah teman sekelas ku sendiri berawal dari setumpuk tugas kuliah yang harus kita kerjakan bersama rasa itu pun muncul seketika dan beroase menjadi sebuah “cinta” tugas kuliah yang seharusnya dikerjakan bersama rekan yang lain karena ini adalah salah satu tugas kelompok, tapi entah takdir atau sebuah kebetulan semata yang mempertemukan kita dalam ruang yang berbeda ruang yang penuh dengan nuansa benih-benih cinta.
Dalam ruangan yang bernuansa pink aku genggam tugas kuliah dalam jari jemariku menunggu cemas mengintip dari balik jendela tatapan ku fokus kedepan gerbang dibalik kordeng kuselipkan doa agar dia segera datang semata-mata bukan hanya untuk mengerjakan tugas b.arab tapi sungguh aku tlah menanti kedatangannya sesaat hp ku berdering “pazto_aku pasti kembali”
Menandakan satu pesan mendarat di hp ku 1 new messages Muhammad Rifal “ neis anak2 yang lain udah pd dateng belum” secepat mungkin aku balas smsnya itu _sent messages “ lumb, pai jadi kekostn neisnya” kini aku mulai cemas tak ada jawaban disebrang sana, hati ku mulai tak tenang menunggu kedatangnnya “ kok lama ya, apa dia gak bakalan dateng” ungkap ku dalam hati aku buka pintu kamar ku perlahan dan mulai melangkahkan kaki terus ku pandangi gerbang kostn dan berharap dia cepat datang hampir setengah jam aku menunggunya dikursi yang terletak didepan kamar ku.
Kembali aku melangkahkan kaki tak jelas arah tujuan langkah maju dan mundur seperti setrikaan baju,
“hai neis kenapa? Gelisah geto mondar-mandir dari tadi” melongok dari pintu kamarnya ujar salah satu teman kostn ku yang bernama dian ternyata sedari tadi dia dan pacarnya memperhatikan aktivitasku yang gak karuan didepan kamar ku sendiri “lagi nungguin Rifal” sambil duduk dikursi depan kamar ku dian lalu menghampiri dan duduk disampingku “emang Rifal mau dateng” jawabnya pelan
“iya, dia tadi sms neis mau dateng ksini,tapi sampe sekarang belum dateng juga” dengan nada cemas
“oh kalo gitu mah tunggu aja atuh neis ,nanti juga dateng kan Rifalnya” sambil beranjak dari tempat duduk dan kembali kekamarnya
“huftzz” sedikit kesal aku juga kembali kekamar kupandangi hp dan . . . . .
Akhirnya hp ku berbunyi 1 new messages Muhammad Rifal “ neis, pai udah ada didepan gerbang”
Ada rasa gugup saat aku mulai mengampirinya, kupandangi dia dari kejauhan “Pai, masuk” berjalan kearahnya lebih dekat Dia masih berada diluar gerbang, aku ajak dia masuk “ayo Pai masuk” aku berjalan didepannya tertunduk malu hati ku gak karuan jantung ku mulai loncat-loncat tak terkendali aku tarik nafas dalam-dalam supaya tidak terlihat gugup dihadapannya sepintas dia menatapku dan kembali menundukan pandangannya dia mengawali pembicaraan “ yang lainnya gak bakalan pada dateng, neis” ia letakkan buku b.arab yang dia genggam di meja sambil duduk dia kembali bertanya ”fani belum dateng, neis?” sorotan matanya menembus kedalam jantung ku.
“Dagdegdagdegdagdeg” aaaaaaaaagkh tidak jantungku kembali beraksi jangan sampai dia mendengar detak jantungku yang semakin cepat semakin membuat aku gugup dia duduk disampingku
“gak tau tuh,fani gak ada kabarnya tapi dia udah sms neis katanya mau dateng kok”
“yaudah sambil nunggu anak-anak yang lain, tugasnya kita coba kerjain berdua ya”
“yuaptZ”
Dengan sedikit so-soan didepannya “so” bisa “so” pinter and “so” tahu aku coba menerjemahkan b.arab kedalam b.indonesia “ huftzzz ”aku gak mau terlihat gak bisa apa-apa didepannya walaupun dia sedikit mengerutkan dahi ketika aku menerjemahkan mungkin ada kata-kata yang salah atau memang salah semua “oh my god” betapa sulinya menghadapi orang pintar seperti dia, sungguh di mataku dia adalah seorang laki-laki sempurna yang mampuh meluluh lantahkan perasaan ku, mungkin perasaan seperti inikah yang dia rasakan dulu sewaktu pertama masuk kuliah dia sempat mengutarakan perasaannya melalui telepon.
“ gimana pai,, bener gak?” aku Tanya pendapatnya
“iya bener tapi masih ada beberapa kata yang salah, coba pai terjemahin ulang ya”
Seperti jalan tol lancar tanpa hambatan dia mulai menerjemahkan b.arab
“Pasto pasti kan kembali” hp ku kembali berdering
1 new messages fani “ neis maaf, aku gak bisa dateng, ada keperluan”
Aku perlihatkan pesan itu kepada seorang laki-laki yang sedang duduk dihadapanku seorang laki-laki yang sekarang menguasai seluruh perasaan ku “neh fani, sms katanya gak bisa dateng”
“owh geto, anak-anak yang lain juga pada gak bisa dateng neis” jawabnya tanpa exspresi
Sedikit menoleh kearah kamarnya dian ku lihat dia dan pacarnya sesekali mereka berdua memperhatikan aku dan Rifal sedang belajar bersama di kursi depan yang terletak didepan kamar ku,
Aku sedikit merasa risih karena mereka terus memperhatikan aku dan Rifal tanpa basa-basi lagi aku ajak Rifal untuk masuk kedalam kamar ku
“pai masuk aja yuk”
Lalu kulangkahkan kaki dalam keraguan aku kembali menoleh kearahnya “pai masuk aja, gak enak agkh ngerjain tugas diluar diliatin sama dian terus” aku pikir pai gak bakalan mau masuk kedalam kamar hanya berdua saja hanya ada aku dan dia didalam satu ruangan yang menjadi tempat pribadiku tempat segala aktivitasku setelah pulang kuliah “duduk pai” tak mau lepas pandanganku darinya seakan dialah cahaya yang dikirim tuhan untuk menerangi hidup ku tatapan matanya semakin membuat aku jatuh cinta tuturkatanya semakin membuat aku mengaguminya segala yang ada pada dirinya tlah membuat aku tertunduk lemah dihadapannya
“ owhh tuhan aku benar-benar telah mencintainya” batin ku menjerit ingin segera ku ungkapkan segala perasaan ku ini kepadanya agar dia tahu betapa aku telah mencintainya Cinta ini mulai kurasakan Saat dekat dengannya Kerinduan ini mulai nampak Saat bersamanyaKedamaian ini mulai hadir Saat melihatnya Jantungku mulai berdegup kencang dan Sejak saat itu Malam-malamku penuh mimpi tentangnya Setiap kali bersamanya Serasa ku terbang melayang Anganku membawamu turut serta Menghadapi ribuan bintang di langit Aku telah jatuh cinta padanya Jatuh cinta yang pertama terhadap seorang laki-laki yang tak pernah mengharapkan hadirnya cinta terhadap seorang laki-laki yang tidak pernah mengharapkan kata “pacaran” dalam hidupnya tapi rasa cinta ku padanya mengalahkan semuanya pertama kali kurasakan perasaan yang berbeda kepada seorang laki-laki perasaan yang tak pernah aku rasakan sebelumnya untuk laki-laki lain selain dia
“ku mohon.. jangan lukai aku..” batin ku terus menjerit Ini yang pertama buatku Ku ingin yang paling indah bersamanya.
“pai” aku panggil dia tanpa sebab
“ya” jawabnya penuh tanda Tanya
“oya neis, dari pada diem kamu ketik transletn b.arab dileptop kamu ya”
Seperti yang diperintahkannya aku pun mulai mengetik translate b.arab jari jemari ku terus mengetik tapi pandanganku seakan tak pernah mau lepas darinya
“ pai, masih inget gak waktu dulu kamu nembak aku” aku kembali mengingat masa lalu saat dia mengungkapkan perasaannya
“ ya, kenapa neis”
“ apa perasaan kamu masih sama seperti dulu” dia terdiam tanpa kata dan aku kembali bertanya
“pai, kok diem”
“ya” jawabnya singkat
“ya apa ? jadi perasaan kamu masih sama kaya dulu, kamu masih sayang kan sama aku pai”
Kembali ku bertanya
“ aku sekarang merasakannya pai, perasaan seperti inikah yang dulu sempat kamu rasakan kepadaku”
“aku juga gak ngerti kenapa dulu aku bisa punya perasaan sama kamu, ini adalah perasaan ku yang pertama kalinya terhadap seorang perempuan ”
Dia mulai memberanikan diri untuk menatapku penuh harapan semakin luluh aku dibuatnya
“setiap malam aku selalu merindu mu dan berharap kamu juga kan merindukan ku, aku gak bisa tidur pai, wajahmu selalu membayangi setiap malam ku, entah apa yang harus aku lakukan dengan perasaan ku ini?” jantungku serasa mau copot apa yang aku katakan kepadanya mengalir begitu saja seperti es batu yang mulai mencair
“apa sekarang kamu juga masih merasakan perasaan seperti yang aku rasakan sekarang pai” kembali ku lontarkan pertanyaan kepadanya aku tak puas dengan jawabannya tadi
“sama neis terkadang aku masih merasakan getaran disaat aku berada didekat mu seluruh tubuh ku gemetar dan hatiku selalu gelisah bila aku berada jauh dari mu”
“Owh tuhan” benarkah yang barusan dia katakana itu dia masih mencintaiku tapi mengapa tak ada penyelesaian dari apa yang udah kita bicarakan tadi kita sudah mengakui kalau kita memang saling sayang dan yang aku harapkan dia bisa menjadi miliku, menjadi kekasihku menjadi pujaan hatiku.
“pai, aku cinta sama kamu sekali lagi aku Tanya apa kamu juga masih mencintaiku” dia hanya mampu terdiam tanpa kata seperti tak ada makna lain dari kata-kata yang sudah aku ungkapkan tadi
Waktu sudah menunjukan pukul 15.45
“neis udah adzan kita sholat dulu ya” dia mengajakku sholat berjamaah ber 2.
Saat aku berwudhu air mataku jatuh perlahan aku merasa tlah menemukan seorang laki-laki yang selama ini aku tunggu seorang laki-laki yang mampu mengimamiku sholat dia laki-laki pertama yang menjadi imam sholatku
“ya allah” apakah dia laki-laki yang engkau kirimkan untuk bisa menerangi jalan hidupku sebelum aku ungkapkan perasaan ini kepadanya malam-malam sebelumnya aku minta petunjuk kepadamu tentang perasaan ku ini dan apakah ini jawaban dari semua pertanyaan ku pada mu ya allah
Setelah sholat dia berbalik dan mengarah kehadapanku dia menatapku tajam “apa yang akan dia katakan” curhatku dalam hati
“ neis setelah kita sholat aku merasakan ketenangan, aku merasa bahagia sekarang bisa bersama kamu disini”
Bibirku terasa keluh dihadapannya aku gak mau bicara sebelum dia menyelesaikan ucapannya yang masih menggantung
“ aku sayang sama kamu neis dari dulu sampai sekarang pun aku masih tetap sayang kamu, walaupun aku bukan laki-laki sempurna tapi aku kan berusaha untuk menyempurnakan kebahagian mu walau dengan cara apapun aku ingin kamu jadi wanita pertama yang mengisi hari-hariku, apakah kamu mau jadi pacarku neis”
Sedikit tak percaya apakah ini mimpi baru saja dia kembali mengungkapkan perasaannya, dia mengharapkan aku jadi wanita pertama dalam hidupnya tak bisa kutahan gejolak rasa rindu ini.
tak bisa kutahan mendengar suaramu menyebut namaku didalam hati mu tak bisa kutahan ingin selalu berada disampingmu menjalani waktu denganmu tak bisa kutahan derap langkahku segera menghampirimu. ku mohon terus pertahankan rasa ini kumohon berikan kebahgian ini abadi semoga ini menjadi cinta terakhir untuk ku.
Aku merasakan beribu-ribu malaikat menyerukan pendapatnya kepadaku “terima-terima-terima”
Beribu-ribu malaikat berada disekelilingku membantu bibirku mengungkapkan segala rasa yang berkecambuk didalam hati tentangnya
“ pai, walaupun kamu bukan laki-laki pertama yang mengisi perjalanan hidupku tapi aku berharap kamu adalah laki-laki terakhir yang selalu ada disampingku disaat aku sedih, bahagia, disaat aku membutuhkan seseorang yang selalu senantiasa berada disampingku, seorang laki-laki yang tulus mencintaiku apa adanya “
Pada tanggal 14 maret 2009 jam 16.00 kita mensakralkan hari itu sebagai hari jadian kita hari bersejarah bagi kita berdua.
“jadi sekarang kita udah jaian neh” kulihat binar kebahagiaan dari sorot matanya
“ iya pai, neis sekarang udah jadi milik kamu, kita sekarang pacaran kan” sambil kulipat mukena dan menaruhnya diatas exel
“ kamu lagi puasa, pai”
Apakah semuanya memang serba kebetulan atau ini memang jalan yang sudah tuhan atur untuk kita berdua apakah ini sudah menjadi suratan takdir kita berdua
“ iya, kamu juga lagi puasa neis” dia balik melontarkan pertanyaan
“ iya pai”
“ Alhamdulillah hari pertama kita jadian ternyata kita sama-sama lagi puasa ya, ,mudah-mudahan ini menjadi awal yang baik untuk kelanjutan hubungan kita ya neis”
“amiiiiin”
* * *



Sudah hampir satu minggu kita bersama mencoba mengukir kisah Selama itu pula ku bisa mengenalnya lebih jauh lagi mengenal sifatnya .
Tapi semakin aku mencoba untuk mengenalnya lebih jauh aku semakin tak mengerti apa yang sebenarnya dia mau dari hubungan yang telah kita jalani berdua terkadang dia menjadi seseorang yang berbeda yang membuat aku ragu, mungkin karena ini adalah kisahnya yang pertama omongan orang yang membuat dia perlahan-lahan menjauh dariku.
Apakah ada yang salah dengan hubungan kita? terkadang akupun menyadari bahwa karekter kita memang berbeda, sifatnya bertolak belakang dengan sifat yang aku miliki.
bersambung